Tari Sri Panganti merupakan tarian dari daerah Lamongan yang menceritakan tentang kegembiraan dan keceriaan masa anak-anak menanti masa remaja. Tari ini dulunya ditarikan saat para anak-anak desa menginjak masa remaja dengan kegembiraan hati menyukai seorang pemuda. Tari ini coba ditarikan saat mereka sedang “dolanan” dan menyakin kan para pemuda agar terpikat dengan kelemah gemulaian sang penari. Dalam tari sri panganti ini kostum yang digunakan tidak terlalu kontras dan sedikit soft. Perkembangan jaman yang semakin modern membuat banyak orang salah kaprah mengartikan arti dari tari sri panganti ini. Sekian banyak orang di luar sana sana mengira bahwa tari sri panganti ini adalah tari perjamuan untuk pesta perkawinan atau hajatan. Karena mereka mengartikan dari segi istilah yaitu “sri” (Ratu) dan “panganti “ (pengantin). Lalu hingga saat ini tari sri panganti masih banyak ditemui dalam acara pernikahan atau hajatan.
Sabtu, 04 Juni 2011
Tari Merak
Tari merak merak merupakan tarian popular di Tanah Jawa, versi yang berbeda bisa didapati juga di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari tanah Pasundan yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950-an dan dibuat ulang oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965.
Banyak orang salah kaprah mengira jika tarian ini bercerita tentang kehidupan dan keceriaan merak betina, padahal tarian ini bercerita tentang pesona merak jantan yang terkenal pesolek untuk menarik hati sang betina. Sang jantan akan menampilkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni untuk menarik hati sang betina. Gerak gerik sang jantan yang tampak seperti tarian yang gemulai untuk menampilkan pesona dirinya yang terbaik sehingga sang betina terpesona dan melanjutkan ritual perkawinan mereka.
Setiap gerakan penuh makna ceria dan gembira, sehingga tarian ini kerap digunakan sebagai tarian persembahan bagi tamu atau menyambut pengantin pria menuju pelaminan. Kostumnya yang berwarna warni dengan aksen khas burung merak dan ciri khas yang paling dominan adalah sayapnya dipenuhi dengan payet yang bisa dibentangkan oleh sang penari dengan satu gerakan yang anggun menambah indah pesona tarian ini, serta mahkota yang berhiaskan kepala burung merak yang disebut singer yg akan bergoyang setiap penari menggerakkan kepalanya.
Dalam setiap acara tari Merak paling sering ditampilkan terutama untuk menyambut tamu agung atau untuk memperkenalkan budaya Indonesia terutama budaya Pasundan ke tingkat Internasional.
Tari Ngibing (cokek)
Tari ngibing atau biasa disebut dengan Tari ngibing cokek oleh orang betawi. Tari ini tidak asing lagi bagi mereka karena tari ini asli dari betawi. Begitu indah dan familiarnya jenis tarian ini. Para penari wanita yang berdandan dan bersolek menor, wajahnya diolesi bedak dan bibir bergincu, ditambah aroma wewangin minyak cap ikan duyung. Pada tarian pembukaan para penari berjoget dalam posisi berjajar ke samping, mirip posisi jejer panggung kesenian Ketoprak Jawa. Mereka merentangkan tangan setinggi bahu, sambil melangkahkan gerak kaki maju-mundur diiringi lagu-lagu khas Gambang Kromong. Dalam beberapa lagu ada pasangan yang menari saling membelakangi. Kalau kebetulan tempatnya luas, ada beberapa penari berputar-putar membentuk lingkaran. Selesai menari, para tamu pengibing memberikan imbalan berupa uang kepada penari cokek yang melayani. Lumayan, dalam semalam tiap penari cokek bisa mengumpulkan uang yang cukup banyak jumlahnya. Bisa dibelanjakan barang-barang kebutuhan pribadi seperti pakaian, sepatu, sandal atau apa saja menurut kesenangan mereka. Selama ngibing mereka disodori minuman tuak agar bersemangat. Mirip dengan Tari Tayub dari Jawa Tengah.
Dari sisi ini bisa ditafsirkan bahwa jenis tarian Cokek menyandang fungsi ekonomi.
Sejak dulu pakaian penari ngibing cokek tampil santun mengenakan pakaian panjang tertutup. Biasanya penari ngibing memakai baju kurung dan rok panjang serta selendang yang dikalungkan dileher,, keindahan busana penari tampak lebih gemerlap dengan paduan warna warni yang ngejreng,, ada merah, biru, kuning, hijau, putih dan ungu. Tampak lebih gemerlap dan indah jika terkena sinar lampu. Untuk make up dan accesoris di kepala cukup di sanggul dan make up yang kontras.
Seni Tari
Seni tari adalah ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui gerak-gerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai iringannya. Seni tari yang merupakan bagian budaya bangsa sebenarnya sudah ada sejak jaman primitif, Hindu sampai masuknya agama Islam dan kemudian berkembang. Bahkan tari tidak dapat dilepaskan dengan kepentingan upacara adat sebagai sarana persembahan. Tarian Jawa mengalami kejayaan yang berangkat dari kerajaan Kediri, Singosari, Majapahit khususnya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
Surakarta merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton Surakarta dan di Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Kraton Surakarta dan telah mempunyai ahli-ahli yang dapat dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya masih keluarga Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya Surakarta. Macam-macam,tariannya: :
Srimpi, Bedaya, Gambyong, Wireng, Prawirayuda, Wayang-Purwa Mahabarata-Ramayana. Yang khusus di Mangkunegaran disebut Tari Langendriyan, yang mengambil ceritera Damarwulan.
Dalam perkembangannya timbullah tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya Surakarta. Selain tari yang bertaraf kraton (Hofdans), yang termasuk seni tari bermutu tinggi, di daerah Jawa Tengah terdapat pula bermacam-macam tari daerah setempat. Tari semacam itu termasukjenis kesenian tradisional, seperti :
-- Dadung Ngawuk, Kuda Kepang, Incling, Dolalak, Tayuban, Jelantur, Ebeg,
Ketek Ogleng, Barongan, Sintren, Lengger, dll.
Surakarta merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton Surakarta dan di Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah Jawa Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Kraton Surakarta dan telah mempunyai ahli-ahli yang dapat dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya masih keluarga Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya Surakarta. Macam-macam,tariannya: :
Srimpi, Bedaya, Gambyong, Wireng, Prawirayuda, Wayang-Purwa Mahabarata-Ramayana. Yang khusus di Mangkunegaran disebut Tari Langendriyan, yang mengambil ceritera Damarwulan.
Dalam perkembangannya timbullah tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya Surakarta. Selain tari yang bertaraf kraton (Hofdans), yang termasuk seni tari bermutu tinggi, di daerah Jawa Tengah terdapat pula bermacam-macam tari daerah setempat. Tari semacam itu termasukjenis kesenian tradisional, seperti :
-- Dadung Ngawuk, Kuda Kepang, Incling, Dolalak, Tayuban, Jelantur, Ebeg,
Ketek Ogleng, Barongan, Sintren, Lengger, dll.
New Entri
Buat semuanya aja yang udah berkunjung ke del`s blog,, tema postingan bulan ini adalah seni tari.
APA ITU SENI TARI?? Seni berwarna kuning dan tari adalah gerakan. jadi seni tari adalah gerakan yang menggambarkan warna kuning. HADEEEEH T.T
APA ITU SENI TARI?? Seni berwarna kuning dan tari adalah gerakan. jadi seni tari adalah gerakan yang menggambarkan warna kuning. HADEEEEH T.T
Langganan:
Postingan (Atom)