Tari ngibing atau biasa disebut dengan Tari ngibing cokek oleh orang betawi. Tari ini tidak asing lagi bagi mereka karena tari ini asli dari betawi. Begitu indah dan familiarnya jenis tarian ini. Para penari wanita yang berdandan dan bersolek menor, wajahnya diolesi bedak dan bibir bergincu, ditambah aroma wewangin minyak cap ikan duyung. Pada tarian pembukaan para penari berjoget dalam posisi berjajar ke samping, mirip posisi jejer panggung kesenian Ketoprak Jawa. Mereka merentangkan tangan setinggi bahu, sambil melangkahkan gerak kaki maju-mundur diiringi lagu-lagu khas Gambang Kromong. Dalam beberapa lagu ada pasangan yang menari saling membelakangi. Kalau kebetulan tempatnya luas, ada beberapa penari berputar-putar membentuk lingkaran. Selesai menari, para tamu pengibing memberikan imbalan berupa uang kepada penari cokek yang melayani. Lumayan, dalam semalam tiap penari cokek bisa mengumpulkan uang yang cukup banyak jumlahnya. Bisa dibelanjakan barang-barang kebutuhan pribadi seperti pakaian, sepatu, sandal atau apa saja menurut kesenangan mereka. Selama ngibing mereka disodori minuman tuak agar bersemangat. Mirip dengan Tari Tayub dari Jawa Tengah.
Dari sisi ini bisa ditafsirkan bahwa jenis tarian Cokek menyandang fungsi ekonomi.
Sejak dulu pakaian penari ngibing cokek tampil santun mengenakan pakaian panjang tertutup. Biasanya penari ngibing memakai baju kurung dan rok panjang serta selendang yang dikalungkan dileher,, keindahan busana penari tampak lebih gemerlap dengan paduan warna warni yang ngejreng,, ada merah, biru, kuning, hijau, putih dan ungu. Tampak lebih gemerlap dan indah jika terkena sinar lampu. Untuk make up dan accesoris di kepala cukup di sanggul dan make up yang kontras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar