Sempet amazing waktu tahu siapa itu Hana Tajima beserta style nya di salah satu blogger,, "lupa copas alamatnya". waktu itu emang sengaja aq search di google tentang style hiijab saat ini. dan ternyata bener, Hana Tajima membuka mata klo tak selama nya orang berjilbab itu jadul n gak modis, justru kalo dilihat dari dunia modis Hana lebih unggul dari yang lain, menurut q sihh :D
Seperti yang kita tahu, blogger adalah selebriti baru di dunia fashion, dan Hana sebagai perwakilan gadis berjilbab yang uber-stylish, pantas mendapatkan apresiasi yang baik. style hijab nya gak kalah menarik dari yang lain, bener yang di katanya bahwa Hana ingin menciptakan style hijab yang dinamis modis dan sesimple mungkin.
Lahir dari seorang ayah berdarah Jepang dan ibu berkebangsaan Inggris, Hana memiliki perpaduan yang istimewa pada wajah dan rona kulitnya. Selain cantik, tentu saja ia memiliki kreativitas dan sense of style yang tinggi, terutama setelah memutuskan menjadi mualaf sejak 6 tahun lalu. Rajin mengabadikan gayanya dan dipamerkan lewat Lookbook lalu memuat kisahnya dalam blog bernama StyleCovered, kekhasan tampilan Hana yang fresh, edgy dan youthful bahkan membawanya tampil sebagai fitur dalam majalah sekelas Vogue. Bahkan, Hana telah merilis label pakaian muslim bernama Maysaa, yang seluruhnya ia rancang sendiri.
Kisah Hana berpindah ke muslim bermula dari dirinya yang menyadari bahwa ia lebih tertarik membaca buku filsafat dan isu-isu gender daripada pergi ke pub seperti yang dilakukan mayoritas remaja di London. "Semakin banyak membaca, saya semakin setuju dengan ide-ide yang ada di dalam ajaran Islam. Saat itu saya tak langsung berminat menutup kepala, namun suatu hari saya tiba di satu titik dimana saya tidak bisa mengatakan tidak pada agama ini, akhirnya saya bersyahadat."
Hana menggunakan jilbab di hari yang sama saat ia mengucap kalimat syahadat. Sepanjang jalan menuju rumah, sang adik yang seorang fotografer menjadikannya objek yang menakjubkan. Sejak saat itu Hana menyadari keinginannya untuk terus mengeksplor gaya dengan jilbab barunya. Awalnya tak berjalan mulus, namun ketika ia merasa nyaman, orang-orang sekitarnya menjadi lebih paham. Ia pun menanggapi dengan tenang jika seseorang bertanya kritis tentang keputusannya menutupi kepala, ia hanya menganggap itu sebagai resiko dari sesuatu yang ia percaya.
"Menjadi muslimah di negara barat dapat sedikit menakutkan. Anda tahu, busana juga dapat menciptakan sesuatu yang akan membantu muslimah dimana-mana untuk terus termotivasi agar mempertahankan jilbabnya sekaligus diterima oleh sekeliling karena pakaian mereka." ujar Hana bijaksana.
Seluruh pakaian yang Hana kenakan adalah hasil padu-padan yang ia lakukan sendiri, tanpa bantuan stylist atau fashion consultant. Jauh dari kesan overdressed dan festive, Hana tampil minimalis namun berani berkesperimen dengan statement dan tetap tampak sopan. Belt dan platform shoes adalah aksesoris favoritnya. Mulai dari maxi dress, full skirt, blazer, long cardigan, crop jacket hingga Jodhpur pants dapat disulapnya menjadi sangat manis dan unik dengan sentuhan feminin yang mengagumkan. Namun diantara itu semua, cara melilitkan jilbab yang santai dan dikombinasikan dengan scarf adalah bentuk baru yang catchy dan paling inspiratif bagi gadis-gadis muslim lain di berbagai belahan dunia.
Kisah Hana berpindah ke muslim bermula dari dirinya yang menyadari bahwa ia lebih tertarik membaca buku filsafat dan isu-isu gender daripada pergi ke pub seperti yang dilakukan mayoritas remaja di London. "Semakin banyak membaca, saya semakin setuju dengan ide-ide yang ada di dalam ajaran Islam. Saat itu saya tak langsung berminat menutup kepala, namun suatu hari saya tiba di satu titik dimana saya tidak bisa mengatakan tidak pada agama ini, akhirnya saya bersyahadat."
Hana menggunakan jilbab di hari yang sama saat ia mengucap kalimat syahadat. Sepanjang jalan menuju rumah, sang adik yang seorang fotografer menjadikannya objek yang menakjubkan. Sejak saat itu Hana menyadari keinginannya untuk terus mengeksplor gaya dengan jilbab barunya. Awalnya tak berjalan mulus, namun ketika ia merasa nyaman, orang-orang sekitarnya menjadi lebih paham. Ia pun menanggapi dengan tenang jika seseorang bertanya kritis tentang keputusannya menutupi kepala, ia hanya menganggap itu sebagai resiko dari sesuatu yang ia percaya.
"Menjadi muslimah di negara barat dapat sedikit menakutkan. Anda tahu, busana juga dapat menciptakan sesuatu yang akan membantu muslimah dimana-mana untuk terus termotivasi agar mempertahankan jilbabnya sekaligus diterima oleh sekeliling karena pakaian mereka." ujar Hana bijaksana.
Seluruh pakaian yang Hana kenakan adalah hasil padu-padan yang ia lakukan sendiri, tanpa bantuan stylist atau fashion consultant. Jauh dari kesan overdressed dan festive, Hana tampil minimalis namun berani berkesperimen dengan statement dan tetap tampak sopan. Belt dan platform shoes adalah aksesoris favoritnya. Mulai dari maxi dress, full skirt, blazer, long cardigan, crop jacket hingga Jodhpur pants dapat disulapnya menjadi sangat manis dan unik dengan sentuhan feminin yang mengagumkan. Namun diantara itu semua, cara melilitkan jilbab yang santai dan dikombinasikan dengan scarf adalah bentuk baru yang catchy dan paling inspiratif bagi gadis-gadis muslim lain di berbagai belahan dunia.
Dan yang paling asyiknya lagi, si eneng Hana ini juga satu desainer sama eneng Yunalis Zarai loooch,, itu2 fans nya adel yang udah aq posting di awal blog :D , entah Hana nya yang nge desain baju2 nya Yuna, ato mereka udah lama kenal kurang tau, hehe, yang jelas mereka terkenal dan gak salah klo mereka satu jurusan :)
Sukses ya buat eneng2 yang cantik2 ini,makasih udah banyak menginspirasi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar